Media Baru, “Cuan”, dan Gaya Hidup: Persepsi dan Motivasi Pasar Modal di Kalangan Muslim Milenial D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur

-

Peneliti: Umi Kultsum dan Henny Saraswati

Perkembangan media baru, antara lain media sosial, internet, smartphone, semakin memudahkan masyarakat mendapat informasi mengenai berbagai hal termasuk investasi. Investasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya melalui pasar modal. Dewasa ini, pasar modal mengalami perkembangan yang positif. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah emiten dan investor. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pada 2020 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) bertambah 51 sehingga total menjadi 713 dan jumlah investor meningkat sebesar 55,83% dengan jumlah investor individu 3.838.784 dan investor institusi 32.464 (KSEI, 2021).

Hal ini juga tidak terlepas dari peran Self-Regulatory Organizations (SRO) yang meliputi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang aktif melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai literasi keuangan pasar modal kepada masyarakat. Selain itu adanya fatwa Majelis Ulama Indoesia (MUI) mengenai Pasar Modal Syariah juga semakin menguatkan masyarakat, terutama masyarakat muslim, untuk ikut serta berinvestasi di pasar modal. Tingginya investasi masyarakat di pasar modal terutama didominasi oleh kalangan milenial (KSEI, 2021) dan mengingat mayoritas masyarakat Indonesia merupakan muslim maka jumlah investor dari kalangan milenial muslim di pasar modal menempati posisi teratas.

Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Robb dan Woodyard (2011) menguji hubungan antara pengetahuan finansial individu, kepuasan sistem keuangan, dan variabel demografis terhadap perilaku keuangan menggunakan analisis multiple regression, hasil penelitian menyatakan bahwa pengetahuan keuangan memengaruhi perilaku keuangan. Variabel lain yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan antara lain kepuasan sistem keuangan, pendapatan, pendidikan, usia, ras, dan etnis. Kajian lain oleh Kemu (2017), Otoritas Jasa Keuangan (2020), Pangestika dan Rusliati (2019), dan Pebrianto (2015) juga menyatakan bahwa literasi keuangan dipengaruhi oleh pendapatan, pendidikan, dan usia. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan perkembangan literasi keuangan di kalangan kaum muda milenial semakin meningkat dan memperlihatkan tren positif setiap tahunnya.

Heimer dan Simon (2012), Lubis dkk (2020), dan Nugraha (2019), menunjukkan bahwa media sosial mampu menjadi alat propaganda efektif yang mampu membingkai konsepsi masyarakat, mempromosikan, hingga memobilisasi massa untuk mencapai suatu tujuan. Paul dan Uikey (2017), Rajeswari (2017), selain memberikan pengaruh signifikan terhadap literasi pasar modal, media baru juga memberikan pengaruh yang sangat penting dalam perubahan gaya hidup kalangan milenial. Martin, Lewis, dan Sinclair (2013), Desira (2013) serta Rahmawati (2013), melihat gaya hidup terfokus pada apa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Beberapa hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pemerintah, korporasi, dan aktor-aktor lainnya turut memberikan dorongan kepada masyarakat untuk mengonsumsi barang maupun simbol sebagai identitas gaya hidup tertentu yang sedang tren.

Jika dikaitkan dengan penelitian ini, penelitian-penelitian sebelumnya masih memberikan informasi fragmentatif dan terpisah-pisah. Sehingga perlu ada penelitian yang terintegrasi terkait media baru, cuan, gaya hidup, persepsi, dan motivasi pasar modal di kalangan muslim milenial. Penelitian ini dilakukan di D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur yang masyarakatnya memiliki tingkat literasi keuangan tinggi yaitu 58,53% dan 48,95% (OJK, 2020). Masyarakat D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur memiliki tingkat literasi keuangan yang tinggi jika dibandingkan dengan beberapa daerah lainnya. Hal ini karena karakteristik masyarakat yang open mind sehingga menyebabkan mereka mudah menyerap informasi dan mencoba hal-hal yang baru.

Penelitian ini menjelaskan peran media baru dalam mengedukasi kalangan muslim milenial mengenai pasar modal, peran serta kalangan muslim milenial dalam penyebaran informasi terkait pasar modal, dan peran gaya hidup dalam pengambilan keputusan berinvestasi kalangan muslim milenial di pasar modal. Selain itu, penelitian ini juga menjelaskan mengenai persepsi dan motivasi yang mendasari kalangan muslim milenial berinvestasi di pasar modal.

Dalam prosesnya, peneliti melakukan observasi langsung terhadap kalangan muslim milenial berusia 22-41 tahun di D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur dengan teknik pengambilan partisipan secara purposive. Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif dan data kuantitatif yang berasal dari data primer (kuesioner, observasi lapang, wawancara) dan data sekunder (kajian literatur, data yang relevan dari instansi terkait). Metode RCT (Rational Choice Theory) digunakan untuk membantu menganalisis pilihan-pilihan objek penelitian ketika mereka memutuskan untuk berinvestasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media baru berperan dalam mengedukasi kalangan muslim milenial mengenai pasar modal. Mereka mudah memperoleh informasi dan mudah ikut serta berinvestasi di pasar modal. Selain itu sebagian kalangan muslim milenial juga turut menyebarkan informasi terkait pasar modal, namun sebagian besar lain tidak turut menyebarkan karena berbagai pertimbangan seperti kekhawatiran keuntungan tidak sesuai harapan maupun kekhawatiran terjadi kerugian.

Gaya hidup juga berperan bagi kalangan muslim milenial untuk turut berinvestasi di pasar modal. Tingginya kalangan milenial yang berinvestasi di pasar modal mendukung kalangan milenial lain di lingkungannya ikut serta berinvestasi. Persepsi yang mendasari kalangan muslim milenial berinvestasi di pasar modal sebagian karena diperbolehkan sesuai fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengenai Pasar Modal Syariah. Namun tidak semua memiliki persepsi demikian, sebagian lainnya tidak mempertimbangkan keberadaannya. Adapun motivasi yang mendasari kalangan muslim milenial berinvestasi di pasar modal bervariasi, sebagian karena menginginkan cuan (keuntungan), memiliki diversifikasi (portofolio) investasi, serta mengikuti gaya hidup di lingkungannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita terbaru

PkMPP UIN SMH Banten Gelar Pelatihan Inovasi dan Pemanfaatan Perkarangan Rumah Produktif

Serang, 4 Februari 2024 – Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat dan Pengembangan Perdesaan (PkMPP) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat...

Penyerahan Sertifikasi Halal Hasil Kuliah Kerja Nyata: Dorong Produk Lokal Pandeglang Go Nasional

Pandeglang, 6 Desember 2024 – Kantor Kecamatan Cadasari menjadi saksi antusiasme para pelaku usaha lokal yang menerima sertifikat halal...

Pengabdian Mahasiswa UIN SMH Banten di Desa Gunungkendeng: Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Melalui KUKERTA

Pada 2024, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten yang tergabung dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA)...

PSGAD Sosialisasikan Pencegahan Kekerasan Seksual di Pesantren Darul Iman, Pandeglang

Pusat Studi Gender, Anak dan Difable, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UIN Sultan Maulana Hasanuddin, melaksanakan Kegiatan Literasi Pencegahan...

PPkMPP Beri Pembekalan Peserta Kukerta Kolaborasi Internasional Thailand

  Serang, 10 Juni 2024 Bertempat di ruang rapat LP2M UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Pusat Pengabdian kepada Masyarakat dan Pengembangan...

PkMPP LP2M UIN SMH Banten Gelar Pelatihan Penaggulangan Kemiskinan Ektrem

Bertempat di Aula Kantor Desa Citalahab, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang, Pusat Pengabdian kepada Masyarakat dan Pengembangan Perdesaan (PkMPP) menyelenggarakan...

Wajib baca

PkMPP UIN SMH Banten Gelar Pelatihan Inovasi dan Pemanfaatan Perkarangan Rumah Produktif

Serang, 4 Februari 2024 – Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat...

Penyerahan Sertifikasi Halal Hasil Kuliah Kerja Nyata: Dorong Produk Lokal Pandeglang Go Nasional

Pandeglang, 6 Desember 2024 – Kantor Kecamatan Cadasari menjadi...